MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR
“ Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
”
Semester : II
Kelas : A
Penyusun :
1.
Herly Susanti
2.
Hani Yusofa
3.
Fauzi Alharis
4.
Haikal Syarif
5.
Eti
Dosen Pengampu : Amanah, S. Ag, M. SI
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) BREBES
Tahun Akademik 2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan
ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini
disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Ibu Amanah, S.
Ag, M. SI selaku pengampu materi Psikologi Belajar.
Harapan kami semoga
makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui
masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bumiayu, 17
Februari 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………
A.
Latar
Belakang……………………………….…………………………………
B. Tujuan Penulisan …….…………………………………………………………
C.
Rumusan Masalah…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
v Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
A.
Faktor Internal
·
Faktor Fisiologis
·
Faktor Psikologis
B.
Faktor Eksternal
·
Faktor Lingkungan Sosial
·
Faktor Lingkungan Non Sosial
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………
A.
Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Munib,
2005:33)
Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar,efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen- komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran (Hamalik,
2003:77).
Fokus utama dalam dunia pendidikan adalah manusia dalam hal ini adalah peserta didik karena dengan adanya pendidikan peserta didik didorong untuk terlibat dalam proses mengubah kehidupannya kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya, sehingga dapat berfungsi untuk peningkatan kualitas hidup pribadi dan masyarakat.
2005:33)
Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar,efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen- komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran (Hamalik,
2003:77).
Fokus utama dalam dunia pendidikan adalah manusia dalam hal ini adalah peserta didik karena dengan adanya pendidikan peserta didik didorong untuk terlibat dalam proses mengubah kehidupannya kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri, mengembangkan rasa ingin tahu, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya, sehingga dapat berfungsi untuk peningkatan kualitas hidup pribadi dan masyarakat.
B.
Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui deskripsi faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor internal
dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar.
C. Rumusan
Masalah
Untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal. Berawal dari faktor internal dan faktor
eksternal yang tidak memadai di lingkungan siswa, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana deskripsi faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar.
3. Seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap prose dan hasil belajar.
1. Bagaimana deskripsi faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
2. Adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar.
3. Seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap prose dan hasil belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil
belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal
. Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
A. faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1. Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah
faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam.
Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan
tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang .
kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan
menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan
tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk
menjaga kesehatan jasmani.
Cara untuk menjaga kesehatan jasmani
antara lain adalah :
a. menjaga pola makan yang sehat dengan
memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi
atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan mengantuk,
sehingga tidak ada gairah untuk belajar,
b. rajin berolah raga agar tubuh selalu
bugar dan sehat;
c. istirahat yang cukup dan sehat.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis.
Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia
sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang
berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula .
dalam proses belajar , merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang
diterima dan ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia
luar. Panca indra yang memiliki peran besar dalam aktivitas belajar adalah mata
dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun siswwa perlu menjaga panca
indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif.
Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan
kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang
bergizi , dan lain sebagainya.
2. Faktor
psikologis
Faktor –faktor psikologis adalah
keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa
faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motifasi , minat, sikap dan bakat.
– kecerdasan /intelegensia siswa
Pada umumnya kecerdasan diartikan
sebagai kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan rangsaganan atau menyesuaikan
diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan dmikian, kecerdasan
bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh
lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ
yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ
pengendali tertinggi (executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.
Kecerdasan merupakan factor
psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu,
semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya,
semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu
mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu bimbingan belajar dari
orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai factor
psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru
professional, sehingga mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.
Para ahli membagi tingkatan IQ
bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat IQ berdasarkan tes
Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut
((Fudyartanto 2002).
Distribusi Kecerdasan IQ menurut
Stanford Revision
Tingkat kecerdasan (IQ)
|
Klasifikasi
|
140 – 169
|
Amat superior
|
120 – 139
|
Superior
|
110 – 119
|
Rata-rata tinggi
|
90 – 109
|
Rata-rata
|
80 – 89
|
Rata-rata rendah
|
70 – 79
|
Batas lemah mental
|
20 — 69
|
Lemah mental
|
Dari table tersebut, dapat diketahui
ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:
A. Kelompok kecerdasan amat superior
(very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;
B. Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ
139;
C. Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara
IQ 110—IQ 119;
D. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;
E. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ
80—IQ 89;
F. Kelompok batas lemah mental
(borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;
G. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective)
berada pada IQ 20—IQ 69, yang termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain
debil, imbisil, idiot.
Pemahaman tentang
tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau
pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau
psikiater. Sehingga dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan
yang mana, amat superior, superior, rata-rata, atau mungkin malah lemah mental.
Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga
untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan merencanakan bantuan yang
akan diberikan kepada siswa.
- Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor
yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong
siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan
motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,
memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga
diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya motivasi dibagi
menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi ekstrinsik. Motaivasi
intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan
memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar
membaca, maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak
hanya menjadi aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi
kebutuhannya. Dalam proses belajar, motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang
efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama dan tidak tergantung
pada motivasi dari luar(ekstrinsik).
Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah,
1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk belajar anatara lain
adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin
menyelisiki dunia yang lebih luas;
b. Adanya sifat positif dan kreatif
yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
c. Adanaya keinginan untuk mencapai
prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orang
tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.
d. Adanya kebutuhan untuk menguasai
ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-lain.
Motivasi ekstrinsik adalah factor
yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan
untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua,
danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan
memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
- Minat
Secara sederhana,minat (interest)
nerrti kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar
terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang
popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor
internal lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan
kebutuhan.
Namun lepas dari kepopulerannya,
minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh
terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau
belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau
pendidik lainnya perlu membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi
pelajaran yang akan dihadapainya atau dipelajaranya.
Untuk membagkitkan minat belajar
tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain, pertama, dengan mebuat
materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak membosankan, baik dari
bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa mengeksplor apa
yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,
psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang
menarik saat mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang studi. Dalam
hal ini, alangkah baiknya jika jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh
siswa sesuai dengan minatnya.
- Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu
dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal
yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons
dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya,
baik secara positif maupun negative (Syah, 2003).
Sikap siswa dalam belajar dapat
dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru,
pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya sikap
yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang
professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan
profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi
siswanya; berusaha mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik,
sabar, dan tulus kepada muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang
diampunya dengan baik dan menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti
pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan; meyakinkansiswa bahwa bidang
studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa.
- Bakat
Faktor psikologis lain yang
memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude)
didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk
mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan
belajar, Slavin (1994) mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki
seorang siswa untuk belajar. Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang
menjadi salah satukomponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang.
Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajarinya, maka
bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan
berhasil.
Pada dasarnya setiap orang mempunyai
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai dengan kemampuannya
masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan dasar
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan
latihan. Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah
menyerap informasiyang berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa
yang berbakat dibidang bahasa akan lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang
lain selain bahasanya sendiri.
Karena belajar jug dipengaruhi oleh
potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik, orangtua, dan guru
perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau peserta
didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa
anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.
B. Faktor
eksogen/eksternal
Selain karakteristik siswa atau
faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses
belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor
eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.
1). Lingkungan sosial
a. Lingkungan sosial sekolah, seperti guru,
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang
siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi
teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
belajar.
b. Lingkungan sosial masyarakat.
Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar
siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga
dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
c. Lingkungan sosial keluarga.
Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga,
sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga,
semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan
anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan
membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
2)
Lingkungan non sosial.
Faktor-faktor yang termasuk
lingkungan non sosial adalah:
a. Lingkungan alamiah, seperti kondisi
udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu
silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang.
Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi
aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
b. Faktor instrumental,yaitu perangkat
belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung
sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain
sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan
sekolah, buku panduan, silabi dan lain sebagainya.
c. Faktor materi pelajaran (yang
diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan
siswa begitu juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi
perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang
postif terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi
siswa.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa,
faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua
kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Kedua faktor tersebut
saling memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil
belajar.
B.
Saran
Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena
pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar