PROGRAM PENGAYAAN DAN REMEDIAL
A. Program Pengayaan
Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar
kompetensi lulusaan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
serta psikologis peserta didik.
Untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut tidak
jarang dijumpai adanya peserta didik yang memerlukan tantangan berlebih untuk mengoptimalkan
perkembangan prakarsa, kreativitas, partisipasi, kemandirian, minat, bakat,
keterampilan fisik, dsb. Untuk mengantisipasi potensi lebih yang dimiliki peserta
didik tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program
pembelajaran pengayaan.
1. Hakikat Pembelajaran Pengayaan
Secara umum pengayaan
dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui
persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta
didik dapat melakukannya.
Dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, lazimnya guru
mengadakan penilaian awal untuk mengetahui kemampuan peserta didik terhadap
kompetensi atau materi yang akan dipelajari sebelum pembelajaran dimulai.
Kemudian dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti
ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri,
dsb. Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti
media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset
audio, slide, video, komputer multimedia, dsb. Di tengah pelaksanaan
pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan
penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan
untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Penilaian proses juga
digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran bila dijumpai
hambatan-hambatan.
Pada akhir program
pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian.
Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar, apakah
seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penguasaan
kompetensi tertentu. Penilaian akhir program ini dimaksudkan untuk menjawab
pertanyaan apakah peserta didik telah mencapai kompetensi (tingkat penguasaan)
minimal atau ketuntasan belajar seperti yang telah dirumuskan pada saat
pembelajaran direncanakan.
Jika ada peserta didik
yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaan kompetensi minimal yang
ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan perlakuan khusus berupa program
pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan merupakan pembelajaran tambahan
dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik
yang memiliki kelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan
minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaan berupaya mengembangkan
keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilan memecahkan masalah,
eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni, keterampilan gerak, dsb.
Pembelajaran pengayaan memberikan pelayanan kepada peserta didik yang memiliki
kecerdasan lebih dengan tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu
mereka mencapai kapasitas optimal dalam belajarnya.
2. Jenis Pembelajaran Pengayaan
Ada tiga jenis
pembelajaran pengayaan, yaitu:
a. Kegiatan eksploratori yang bersifat umum
yang dirancang untuk disajikan kepada
peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh
masyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.
b. Keterampilan proses yang diperlukan oleh
peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap
topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri.
c. Pemecahan masalah yang diberikan kepada
peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan
masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan
investigatif/ penelitian ilmiah. Pemecahan masalah ditandai dengan:
(a)
identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;
(b) penentuan fokus masalah/problem yang akan
dipecahkan;
(c)
penggunaan berbagai sumber;
(d)
pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;
(e) analisis data; dan
(f) penyimpulan hasil investigasi.
Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki
peserta didik lebih cepat belajar dibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat
menaikkan tuntutan kompetensi melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah
yang menginginkan memiliki keunggulan khusus.
1.
Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Pemberian pembelajaran
pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang
memiliki kemampuan lebih, baik dalam kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar
pemberian pengayaan tepat sasaran maka perlu ditempuh langkah-langkah
sistematis, yaitu :
(1) mengidentifikasi
kelebihan kemampuan peserta didik, dan
(2) memberikan perlakuan (treatment)
pembelajaran pengayaan.
a. Identifikasi Kelebihan Kemampuan Belajar
1) Tujuan
Identifikasi kemampuan berlebih peserta
didik dimaksudkan untuk mengetahui jenis serta tingkat kelebihan belajar
peserta didik. Kelebihan kemampuan belajar itu antara lain meliputi:
a)
Belajar lebih cepat. Peserta didik yang
memiliki kecepatan belajar tinggi
ditandai dengan cepatnya penguasaan kompetensi (SK/KD) mata pelajaran tertentu.
b) Menyimpan informasi lebih mudah Peserta
didik yang memiliki kemampuan menyimpan informasi lebih mudah, akan memiliki
banyak informasi yang tersimpan dalam memori/ ingatannya dan mudah diakses
untuk digunakan.
c) Keingintahuan yang tinggi. Banyak bertanya
dan menyelidiki merupakan tanda bahwa seorang peserta didik memiliki hasrat
ingin tahu yang tinggi.
d) Berpikir mandiri. Peserta didik dengan
kemampuan berpikir mandiri umumnya lebih menyukai tugas mandiri serta mempunyai
kapasitas sebagai pemimpin.
e) Superior dalam berpikir abstrak. Peserta
didik yang superior dalam berpikir abstrak umumnya menyukai kegiatan pemecahan
masalah.
f) Memiliki banyak minat. Mudah termotivasi
untuk meminati masalah baru dan berpartisipasi dalam banyak kegiatan.
2. Teknik
Teknik yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain
melalui : tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dsb.
a)
Tes IQ (Intelligence Quotient) adalah tes
yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecerdasan peserta didik. Dari tes ini
dapat diketahui tingkat kemampuan spasial, interpersonal, musikal,
intrapersonal, verbal, logik/matematik, kinestetik, naturalistik, dsb.
b)
Tes inventori. Tes inventori digunakan
untuk menemukan dan mengumpulkan data mengenai bakat, minat, hobi, kebiasaan
belajar, dsb.
c)
Wawancara. Wanwancara dilakukan dengan
mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam
mengenai program pengayaan yang diminati peserta didik.
d)
Pengamatan (observasi). Pengamatan
dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku belajar peserta didik.
Dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun tingkat
pengayaan yang perlu diprogramkan untuk peserta didik.
b.
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a)
Belajar Kelompok. Sekelompok peserta didik
yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam
pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti
pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b) Belajar mandiri. Secara mandiri peserta
didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c) Pembelajaran berbasis tema. Memadukan
kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan
antara berbagai disiplin ilmu.
d) Pemadatan kurikulum. Pemberian pembelajaran
hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik. Dengan
demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi
baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas
masing-masing.
Perlu diperhatikan bahwa
penyelenggaraan pembelajaran pengayaan ini terutama terkait dengan kegiatan
tatap muka untuk jam-jam pelajaran sekolah biasa. Namun demikian kegiatan
pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Sekolah dapat juga memfasilitasi
peserta didik dengan kelebihan kecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan
diri dengan spesifikasi pengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang
sains. Pembelajaran seperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik
mempersiapkan diri mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional
seperti olimpiade internasional fisika, kimia dan biologi.
Sebagai bagian integral
dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidak lepas kaitannya dengan
penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan
kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio, dan harus
dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari peserta didik yang normal
B. Pembelajaran
Remedial
Banyak peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
belajar misalnya tidak mampu menyerap bahan pembelajaran dengan baik, tidak
dapat konsentrasi dalam belajar, tidak mampu mengerjakan tes dan sebagainya.
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sehingga prestasi belajarnya
rendah, maka guru atau konselor harus memberikan layanan bimbingan dengan baik.
Layanan tersebut lebih dikenal dengan pengajaran remedial.
Bagi peserta didik yang
tidak mengalami kesulitan belajar tidak berarti harus didiamkan saja, mereka
juga perlu mendapatkan penanganan tersendiri, kalau tidak mereka akan mengalami
penyimpangan karena kepuasan intelektual mereka tidak terpenuhi. Layanan
bimbingan belajar bagi peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar
lebih dikenal dengan pengayaan atau enrichement.
Pengajaran remedial merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam keseluruhan program pembelajaran. Melalui program remedial, guru
breusaha membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar secara
optimal.
Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.
Remedial merupakan bentuk pengajaran yang bersifat kuratif (penyembuhan) dan atau korektif (perbaikan). Pengajaran remedial merupakan bentuk khusus pengajaran yang bertujuan untuk menyembuhkan atau memperbaiki proses pembelajaran yang menjadi penghambat atau yang dapat menimbulkan masalah atau kesulitan dalam belajar bagi peserta didik.
Menurut Warkitri dkk.
(1990), pengajaran remedial sangat diperlukan dalam proses pembelajaran karena
:
1) Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai kemampuannya.
2) Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar
3) Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial
Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan diri.
1) Tidak semua peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai kemampuannya.
2) Adanya kesulitan belajar berarti belum dapat tercapai perubahan tingkah laku siswa secara bulat sebagai hasil belajar
3) Untuk mengatasi kesulitan belajar tersebut diperlukan suatu teknik bimbingan belajar. Salah satu teknik bimbingan belajar adalah pengajaran remedial
Dengan demikian dalam pengajaran remedial, guru harus mampu menciptakan situasi yang memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan diri.
Secara umum, pengajaran remedial bertujuan membantu siswa
mencapai mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Secara khusus, pengajaran remedial bertujuan
membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang
diharapkan melalui proses penyembuhan dalam aspek kepribadian atau dalam proses
belajar mengajar.
Pengajaran remedial merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, antara lain
Pengajaran remedial merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses pembelajaran, mempunyai banyak fungsi dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, antara lain
a. Fungsi
korektif, adalah usaha untuk memperbaiki atau meninjau kembali sesuatu yang
dianggap keliru.
b. Fungsi pemahaman, dalam pengajaran remedial terjadi proses pemahaman terhadap pribadi peserta didik, baik dari pihak guru, pembimbing, maupun peserta didik itu sendiri.
c. Fungsi penyesuaian, dalam pnegajaran remedial peserta didik dibantu untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak merupakan beban bagi peserta didik.
d. Fungsi pengayaan, dalam pengajaran remedial guru berusaha membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.
e. Fungsi akselerasi, dalam pengajaran guru berusaha mempercepat pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi pengajaran.
f. Fungsi terapeutik, pengajaran remedial mengandung unsur terapeutik karena secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.
b. Fungsi pemahaman, dalam pengajaran remedial terjadi proses pemahaman terhadap pribadi peserta didik, baik dari pihak guru, pembimbing, maupun peserta didik itu sendiri.
c. Fungsi penyesuaian, dalam pnegajaran remedial peserta didik dibantu untuk belajar sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki sehingga tidak merupakan beban bagi peserta didik.
d. Fungsi pengayaan, dalam pengajaran remedial guru berusaha membantu peserta didik mengatasi kesulitan belajar dengan menyediakan atau menambah berbagai materi pengajaran yang tidak atau belum disampaikan dalam pengajaran biasa.
e. Fungsi akselerasi, dalam pengajaran guru berusaha mempercepat pengajaran dengan menambah frekuensi pertemuan dan materi pengajaran.
f. Fungsi terapeutik, pengajaran remedial mengandung unsur terapeutik karena secara langsung atau tidak langsung berusaha menyembuhkan beberapa gangguan atau hambatan peserta didik.
Terdapat pendekatan-pendekatan dalam pengajaran remedial,
antara lain
1) Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam pertemuan, akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.
b. Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement),
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan di kelas pada saat pelajaran berlangsung.
c. Percepatan (acceleration)
Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial.
1) Pendekatan kuratif dalam pengajaran remedial
Pendekatan ini dilakukan setelah program pembelajaran yang pokok selesai dilaksanakan dan dievaluasi, guru akan menjumpai beberapa bagian dari peserta didik yang tidak mampu menguasai seluruh bahan yang disampaikan. Pelaksanaan pendekatan kuratif dapat dilakukan dengan cara :
a. Pengulangan (repetation), dapat dilakukan setiap akhir jam pertemuan, akhir unit pelajaran atau setiap pokok bahasan.
b. Pengayaan dan pengukuhan (enrichment dan reinforcement),
Layanan pengayaan dapat ditujukan kepada peserta didik yang mempunyai kelemahan ringan dan secara akademik mungkin peserta didik tersebut cerdas. Dapat dilakukan dengan memberikan pekerjaan rumah atau pekerjaan di kelas pada saat pelajaran berlangsung.
c. Percepatan (acceleration)
Layanan percepatan ini diberikan kepada peserta didik yang berbakat namun menunjukkan kesulitan psikososial.
2) Pendekatan preventif dalam pengajaran remedial
Pendekatan preventif diberikan kepada peserta didik yang diduga akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan program yang akan ditempuh. Guru meng-klasifikasikan kemampuan siswa didik menjadi tiga golongan, yaitu peserta didik yang mampu menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan, peserta didik yangdiperkirakan akan mampu menyelesaikan program lebih cepat dari waktu yang ditentukan, dan peserta didik yang tidak dapat menyelesaikan program sesuai waktu yang ditentukan.Sesuai penggolongan tersebut maka teknik layanan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Kelompok belajar homogen, dalam kelompok ini peserta didik diberi pelajaran, waktu, dan tes yang sama.
b. Kelompok individual, pengajaran disesuaikan dengan keadaan peserta didik, sehingga setiap peserta didik mempunyai program tersendiri.
c. Layanan pengajaran dengan kelas khusus, peserta didik mengikuti program pembelajaran yang sama dalam satu kelas. Peserta yang mengalami kesulitan dalam bidang tertentu disediakan kelas khusus remedial. Bagi yang cepat belajarnya disediakan program pengayaan.
3) Pendekatan pengembangan dalam pengajaran remedial
Pengajaran remedial yang bersifat pengembangan merupakan upaya diagnostik yang dilakukan guru selama berlangsungnya pembelajaran. Sasarannya agar peserta didik dapat segera mengatasi hambatan-hambatan yang dialami selama mengikuti pembelajaran.
Dalam pengajaran remedial juga terdapat beberapa metode.
Metode pengajaran remedial merupakan metode yang dilaksanakan dalam keseluruhan
kegiatan bimbingan kesulitan belajar mulai dari langkah identifikasi kasus
sampai dengan langkah tindak lanjut.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :
1) Metode pemberian tugas.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jenis dan sifat tugas harus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang yang dihadapi peserta didik.
2) Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
3) Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
4) Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri masing-masing anggota, minat belajar dan rasa tanggung jawab peserta didik.
5) Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah
• Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
6) Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode ini sangat intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik. Pengajaran individual bersifat penyembuhan artinya memperbaiki cara belajar, dengan mengulang bahan pelajaran yang telah diberikan atau latihan mengerjakan soal atau mungkin memberikan materi baru.
Metode yang digunakan dalam pengajaran remedial yaitu :
1) Metode pemberian tugas.
Metode ini dilaksanakan dengan cara memberi tugas atau kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Jenis dan sifat tugas harus sesuai dengan jenis, sifat, dan latar belakang kesulitan belajar yang yang dihadapi peserta didik.
2) Metode diskusi
Diskusi adalah suatu bentuk interaksi antarindividu dalam kelompok untuk membahas suatu masalah. Diskusi digunakan dalam pengajaran remedial untuk memperbaiki kesulitan belajar dengan memanfaatkan interaksi individu dalam kelompok.
3) Metode tanya-jawab
Tanya jawab dalam pengajaran remedial dilakukan dalam bentuk dialog antara guru dengan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Tanya jawab dilakukan secara individu maupun secara kelompok dengan peserta didik.
4) Metode kerja kelompok
Kerja kelompok dalam pengajaran remedial diusahakan agar terjadi interaksi diantara anggota dalam kelompok. Kelompok sebaiknya heterogen artinya dalam satu kelompok terdiri dari pria dan wanita, peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dan peserta didik yang tidak mengalami kesulitan belajar. Metode ini dapat meningkatkan pemahaman diri masing-masing anggota, minat belajar dan rasa tanggung jawab peserta didik.
5) Metode tutor sebaya
Tutor sebaya ialah peserta didik yang ditunjuk untuk membantu teman-temannya atau peserta didik lainnya yang mengalami kesulitan belajar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan tutor sebaya adalah
• Mendapat persetujuan dari peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Mempunyai prestasi akademik yang baik, kreatif, dan dapat menerangkan bahan yang dibutuhkan oleh peserta didik yang mengikuti program perbaikan
• Tidak sombong, sabar, telaten, hubungan sosialnya bagus, tidak pelit, dan suka menolong sesama teman
6) Metode pengajaran individual
Pengajaran individual dalam pengajaran remedial yaitu proses pembelajaran yang hanya melibatkan seorang guru dan seorang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Metode ini sangat intensif karena pelayanan yang diberikan disesuaikan dengan kesulitan dan kemampuan peserta didik. Pengajaran individual bersifat penyembuhan artinya memperbaiki cara belajar, dengan mengulang bahan pelajaran yang telah diberikan atau latihan mengerjakan soal atau mungkin memberikan materi baru.
Adaptasi dan disarikan dari :
Depdiknas.
2008. Sistem Penilaian KTSP: Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Pengayaandan Remedial
0 komentar:
Posting Komentar