MAKALAH SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
“Pendidikan Islam Pada Masa
Rosululloh dan Khulafaurrosyidin”
Dosen Pengampu :
Drs. Mukti
Penyusun :
1. Hani Yusofa
2. Herly Susanti
3. Ida Siti Arofah
4. Khoerul Umam
Semester : 2
Kelas : A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI
) BREBES
TAHUN AKADEMIK 2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah,
taufik, dan ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga maklah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk melaksanakan tugas dari dosen kami Bapak
Drs. Mukti selaku pengampu materi Sejarah Pendidikan Islam.
Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Bumiayu,
12 Maret 2012
Penyusun,
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………....
A.
Latar Belakang……………………………………………………………………..
B.
Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...
C.
Rumusan Masalah………………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………
1.
Pendidikan Islam Pada Masa rosululloh…………………………………..
A. Pendidikan
islam di Mekah………………………………….
B. Pendidikan
islam di Madinah………………………………………
C. Kurikulum
pendidikan islam pada masa rosululloh SAW…………………………
D. Kebijakan
rosululloh dalam bidang pendidikan……………………………….
2.
Pendidikan Islam Pada Masa
Khulafaurrosyidin………………………………………
A. Masa
khalifah Abu Bakar as-Siddiq…………………………………………….
B. Masa
khalifah Umar bin Khattab…………………………………………………
C. Masa
khalifah Usman bin Affan………………………………………………..
D. Masa
khalifah Ali bin Abi Thalib……………………………………………
E. Kurikulum
pendidikan islam masa khulafaurrosyidin (632-661 M / 1241 H) …
BAB III
PENUTUP………………………………………………………………………
A. Kesimpulan……………………………………………………………………
B. Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pendahuluan
Mempelajari
Sejarah Pendidikan Islam amat penting, terutama bagi pelajar-pelajar agama
islam dan pemimpin-pemimpin islam. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan Islam
kita dapat mengetahui sebab kemajuan dan kemunduran islam baik dari cara
didikannya maupun cara ajarannya. Khusunya pendidikan islam pada zaman Nabi
Muhammad SAW.
Sebagai umat
islam, hendaknya kita mengetahui sejarah tersebut guna menumbuhkembangkan
wawasan generasi mendatang di dalam pengetahuan sejarah tersebut. Sejarah
Pendidikan Islam pada masa Nabi Muhammad SAW terdapat dua periode. Yaitu
periode Makkah dan periode Madinah.
Pada periode
Makkah, Nabi Muhammad lebih menitik beratkan pembinaan moral dan akhlak serta
tauhid kepada masyarakat Arab yang bermukim di Makkah dan pada peroide di
Madinah Nabi Muhammad SAW melakukan pembinaan di bidang sosial politik.
Disinilah pendidikan islam berkembang pesat.
B.
Tujuan
Penulisan
Dalam terselesaikannya makalah ini
penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah Pendidikan Islam pada masa
Rosululloh dan Khulafaurrosyidin. Dan terselesaikannya makalah ini kami penulis
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Pendidikan Islam.
C.
Rumusan Masalah
Adapun yang kami jelaskan rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pendidikan islam pada masa
Rosululloh ?
2. Bagaimana pendidikan islam pada masa
Khulafaurrosyidin ?
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
DAN KHULAFAURROSYIDIN
1.Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah
Pendidikan islam pada masa Rasulullah
dapat dibedakan menjadi 2 periode:
- Periode Makkah
- Periode Madinah
- Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah di Makkah
Nabi Muhammad
SAW menerima wahyu yang pertama di Gua Hira di Makkah pada tahun 610 M.dalam
wahyu itu termaktub ayat al-qur’an yang artinya: “Bacalah (ya Muhammad) dengan
nama tuhanmu yang telah menjadikan (semesta alam). Dia menjadikan manusia dari
segumpal darah. Bacalah, dan tuhanmu maha pemurah. Yang mengajarkan dengan
pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.
Kemudian
disusul oleh wahyu yang kedua termaktub ayat al-qur’an yang artinya: Hai orang
yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan! dan Tuhanmu
agungkanlah! dan pakaianmu bersihkanlah. dan perbuatan dosa tinggalkanlah. dan
janganlah kamu member (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak.
dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Dengan turunnya
wahyu itu Nabi Muhammad SAW telah diberi tugas oleh Allah, supaya bangun
melemparkan kain selimut dan menyingsingkan lengan baju untuk member peringatan
dan pengajaran kepada seluruh umat manusia, sebagai tugas suci, tugas mendidik
dan mengajarkan islam.kemudian kedua wahyu itu diikuti oleh wahyu-wahyu yang lain.
Semuanya itu disampaikan dan diajarkan oleh Nabi, mula-mula kepada karib
kerabatnya dan teman sejawatnya dengan sembunyi-sembunyi.
Setelah banyak
orang memeluk islam, lalu Nabi menyediakan rumah Al- Arqam bin Abil Arqam untuk
tempat pertemuan sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya. di tempat itulah
pendiikan islam pertama dalam sejarah pendidian islam.disanalah Nabi
mengajarkan dasar-dasar atau pokok-pokok agama islam kepada sahabat-sahabatnya
dan membacakan wahyu-wahyu (ayat-ayat) alqur’an kepada para pengikutnya serta
Nabi menerima tamu dan orang-orang yang hendak memeluk agama islam atau
menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan agama islam. Bahkan disanalah Nabi
beribadah (sholat) bersama sahabat-sahabatnya.
Lalu turunlah
wahyu untuk menyuruh kepada Nabi, supaya menyiarkan agama islam kepada seluruh
penduduk jazirah Arab dengan terang-terangan. Nabi melaksanakan tugas itu
dengan sebaik-baiknya. Banyak tantangan dan penderitaan yang diterima Nabi dan
sahabat-sahabatnya. Nabi tetap melakukan penyiaran islam dan mendidik
sahabat-sahabatnya dengan pendidikan islam.
Dalam masa
pembinaan pendidikan agama islam di Makkah Nabi Muhammad juga mengajarkan
alqur’an karena al-qur’an merupakan inti sari dan sumber pokok ajaran islam.
Disamping itu Nabi Muhamad SAW, mengajarkan tauhid kepada umatnya.
Intinya
pendidikan dan pengajaran yang diberikan Nabi selama di Makkah ialah pendidikan
keagamaan dan akhlak serta menganjurkan kepda manusia, supaya mempergunakan
akal pikirannya memperhatikan kejadian manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan dan alam
semesta seagai anjuran pendidikan ‘akliyah dan ilmiyah.
Mahmud Yunus
dalam bukunya Sejarah Pendidikan Islam, menyatakan bahwa pembinaan
pendidikan islam pada masa Makkah meliputi:
- Pendidikan Keagamaan
Yaitu hendaklah
membaca dengan nama Allah semata jangan dipersekutukan dengan nama berhala.
- Pendidikan Akliyah dan Ilmiah
Yaitu
mempelajari kejadian manusiadari segumpal darah dan kejadian alam semesta.
- Pendidikan Akhlak dan Budi pekerti
Yaitu Nabi Muhammad SAW mengajarkan
kepada sahabatnya agar berakhlak baik sesuai dengan ajaran tauhid.
- Pendidikan Jasmani atau Kesehatan.
- Pendidikan Islam pada masa Rasulullah di Madinah
Berbeda dengan
periode di Makkah, pada periode Madinah islam merupakan kekuatan politik.
Ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di
Madinah. Nabi Muhammad juga mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala
agama, tetapi juga sebagai kepala Negara.
Cara Nabi
melakukan pembinaan dan pengajaran pendidikan agaam islam di Madinah adalah
sebagai berikut:
A. Pembentukan
dan pembinaan masyarakat baru, menuju satu kesatuan sosial dan politik.
Nabi Muhammad
SAW mulai meletakkan dasar-dasar terbentuknya masyarakat yang bersatu padu
secara intern (ke dalam), dan ke luar diakui dan disegani oleh masyarakat
lainnya (sebagai satu kesatuan politik). Dasar-dasar tersebut adalah:
- Nabi Muhammad saw mengikis habis sisa-sisa permusuhan dan pertentangan anatr suku, dengan jalan mengikat tali persaudaraan diantara mereka.nabi mempersaudarakan dua-dua orang, mula-mula diantara sesama Muhajirin, kemudian diantara Muhajirin dan Anshar. Dengan lahirnya persaudaraan itu bertambah kokohlah persatuan kaum muslimin.
- Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Nabi Muhammad menganjurkan kepada kaum Muhajirin untuk berusaha dan bekerja sesuai dengan kemampuan dan pekerjaan masing-masing seperti waktu di Makkah.
- Untuk menjalin kerjasama dan saling menolong dlam rangka membentuk tata kehidupan masyarakat yang adil dan makmur, turunlah syari’at zakat dan puasa, yang merupakanpendidikan bagi warga masyarakat dalam tanggung jawab sosial, bnaik secara materil maupun moral.
- Suatu kebijaksanaan yang sangat efektif dalam pembinaan dan pengembangan masyarakat baru di Madinah, adalah disyari’atkannya media komunikasi berdasarkan wahyu, yaitu shalat juma’t yang dilaksanakan secara berjama’ah dan adzan. Dengan sholat jum’at tersebut hampir seluruh warga masyarakat berkumpul untuk secara langsung mendengar khutbah dari Nabi Muhammad SAW dan shalat jama’ah jum’at
Rasa harga diri dan kebanggaan sosial tersebut lebih
mendalam lagi setelah Nabi Muhammad SWA menapat wahyu dari Allah untuk
memindahkan kiblat dalam shalat dari Baitul Maqdis ke Baitul Haram Makkah,
karena dengan demikian mereka merasa sebagai umat yang memiliki identitas.
Setelah selesai Nabi Muhammad mempersatukan kaum muslimin,
sehingga menjadi bersaudara, lalu Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum
Yahudi, penduduk Madinah. Dalam perjanjian itu ditegaskan, bahwa kaum Yahudi
bersahabat dengan kaum muslimin, tolong- menolong , bantu-membantu, terutama
bila ada seranga musuh terhadap Madinah. Mereka harus memperhatikan negri
bersama-sama kaum Muslimin, disamping itu kaum Yahudi merdeka memeluk agamanya
dan bebas beribadat menurut kepercayaannya. Inilah salah satu perjanjian
persahabatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.
B.
Pendidikan
sosial politik dan kewarganegaraan.
Materi pendidikan sosial dan kewarnegaraan islam pada masa
itu adalah pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam konstitusi Madinah, yang
dalam prakteknya diperinci lebih lanjut dan di sempurnakan dengan ayat-ayat
yang turun Selama periode Madinah.
Tujuan pembinaan adalah agar secara berangsur-angsur,
pokok-pokok pikiran konstitusi Madinah diakui dan berlaku bukan hanya di
Madinah saja, tetapi luas, baik dalam kehidupan bangsa Arab maupun dalam
kehidupan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
C.
Pendidikan
anak dalam islam
Dalam islam, anak merupakan pewaris
ajaran islam yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw dan gnerasi muda
muslimlah yang akan melanjutkan misi menyampaikan islam ke seluruh penjuru
alam. Oleh karenanya banyak peringatan-peringatan dalam Al-qur’an berkaitan
dengan itu. Diantara
peringatan-peringatan tersebut antara lain:
- Pada surat At-Tahrim ayat 6 terdapat peringatan agar kita menjaga diri dan anggota keluarga (termasuk anak-anak) dari kehancuran (api neraka)
- Pada surat An-Nisa ayat 9, terdapat agar janagan meninggalkan anak dan keturunan dalam keadaan lemah dan tidak berdaya menghadapi tantangan hidup.
- Pada surat Al-Furqan ayat 74, Allah SWT memperingatkan bahwa orang yang mendapatkan kemuliaan antara lain adalah orang-orang yang berdo’a dan memohon kepada Allah SWT, agar dikaruniai keluarga dan anak keturunan yang menyenangkan hati.
Adapun garis-garis besar materi pendidikan anak dalam islam
yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang diisyaratkan oleh
Allah SWT dalam surat Luqman ayat 13-19 adalah sebagai berikut:
- Pendidikan Tauhid
- Pendidikan Shalat
- Pendidikan adab sopan dan santun dalam bermasyarakat
- Pendidikan adab dan sopan santun dalam keluarga
- Pendidikan kepribadian
- Pendidikan kesehatan
Perbedaan ciri pokok pembinaan
pendidikan islam periode kota Makkah dan kota Madinah:
- Periode kota Makkah:
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah
pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam
jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan
tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
- Periode kota Madinah:
Pokok pembinaan
pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan
politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu
pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran ,
merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
- Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Rasulullah SAW
Mengindentifikasikan
kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah terasa sulit, sebab Rasul mengajar
pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah
memanfaatkan berbagai kesempatan yang mengandung nilai-nilai pendidikan dan
rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di masjid, di
jalan, dan di tempat-tempat lainnya.
Sistem
pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang
mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam.Dapat
dibedakan menjadi dua periode:
- Makkah
- Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuknya yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadits.
- Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah dan akhlak.
- Madinah
- upaya pendidikan yang dilakukan Nabi pertama-tama membangun lembaga masjid, melalui masjid ini Nabi memberikan pendidikan islam.
- Materi pendidikan islam yang diajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan jasmanai dan pengetahuan kemasyarakatan
- Metode yang dikembangkan oleh Nabi adalah:
- Dalam bidang keimanan: melalui Tanya jawab dengan penghayatan yang mendalam dan di dukung oleh bukti-bukti yang rational dan ilmiah.
- Materi ibadah : disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah didikuti masyarakat.
- Bidang akhlak: Nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
- Kebijakan Rasulullah Dalam Bidang Pendidikan
Untuk melaksanakan fungsi utamanya sebagai pendidik,
Rasulullah telah melakukan serangkaian kebijakan yang amat strategis serta
sesuai dengan situasi dan kondisi.
Proses pendidikan pada zaman Rasulullah berada di Makkah
belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Hal yang demikian belum di
mungkinkan, kaena pada saat itu Nabi Muhammmad belum berperan sebagai pemimipin
atau kepala Negara, bahkan beliau dan para pengikutnya berada dalam
baying-bayang ancaman pembunuhan dan kaum kafir quraisy. Selama di Makkah
pendidikan berlangsung dari rumah ke rumah secara sembunyi-sembunyi.
Diantaranya yang terkenal adalah rumah Al- Arqam. Langkah yang bijaka dilakukan
Nabi Muhammad SAW pada tahap awal islam ini adalah melarang para pengikutnya
untuk menampakkan keislamannya dalam berbagai hak.tidak menemui mereka kecuali
dengan cra sembunyi-sembunyi dalam mendidik mereka.
Setelah masyarakat islam terbentuk di Madinah barulah,
barulah pendidikan islam dapat berjalan dengan leluasa dan terbuka secara
umum.dan kebijakan yang telah dilakukan Nabi Muhammmad ketika di Madinah
adalah:
- Membangun masjid di Madinah. Masjid inilah yang selanjutnya digunakan sebagai pusat kegiatan pendidikan dan dakwah.
- Mempersatukan berbagai potensi yang semula saling berserakan bahkan saling bermusuhan. Langkah ini dituangkan dalam dokumen yang lebih popular disebut piagam Madinah. Dengan adanya piagam tersebut terwujudlah keadaan masyarakat yang tenang, harmonis dan damai.
2.Pendidikan
Islam Pada Masa Kulafa al-Rasyidin
Tahun-tahun pemerintahan Khulafa
al-Rasyidin merupakan perjuangan terus menerus antara hak yang mereka bawa dan
dakwahkan kebatilan yang mereka perangi dan musuhi. Pada zaman khulafa
al-Rasyidin seakan-akan kehidupan Rasulullah SAW itu terulang kembali.
Pendidikan islam masih tetap memantulkanAl-Qur’an dan Sunnah di ibu kota
khilafah di Makkah, di Madinah dan di berbagai negri lain yang ditaklukan oleh
orang-orang islam.
Berikut penguraian tentang pendidikan
Islam pada masa Khulafa al- Rasyidin:
- Masa Khalifah Abu Bakar as-Siddiq
Pola pendidikan
pada masa Abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun
lembaga pendidikannya. Dari segi materi pendidikan Islam terdiri dari pendidikan
tauhid atau keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya. Menurut
Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan Kuttab.
Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah masjid,
selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa Kuttab didirikan oleh
orang-orang Arab pada masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini
adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para
sahabat rasul terdekat.
Lembaga pendidikan Islam masjid, masjid
dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga
pendidikan Islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an dan lain
sebagainya.
- Masa Khalifah Umar bin Khattab
Berkaitan dengan masalah pendidikan,
khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan penyuluhan
pendidikan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid
dan pasar-pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah
yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-qur’an dan ajaran Islam
lainnya. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk di
halaman masjid sedangkan murid melingkarinya.
Pelaksanaan
pendidikan di masa Khalifah Umar bin Kattab lebih maju, sebab selama Umar
memerintah Negara berada dalam keadaan stabil dan aman, ini disebabkan
disamping telah ditetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan juga telah
terbentuknya pusat-pusat pendidikan Islam di berbagai kota dengan materi yang
dikembangkan, baik dari segi ilmu bahasa, menulis, dan pokok ilmu-ilmu lainnya.
Pendidikan dikelola di bawah
pengaturan gubernur yang berkuasa saat itu,serta diiringi kemajuan di berbagai
bidang, seperti jawatan pos, kepolisian, baitulmal dan sebagainya. Adapun
sumber gaji para pendidik waktu itu diambilkan dari daerah yang ditaklukan dan
dari baitulmal.
- Masa Khalifah Usman bin Affan.
Pada masa
khalifah Usman bin Affan, pelaksanaan pendidikan Islam tidak jauh berbeda
dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah
ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan Islam. Para
sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah yang tidak diperbolehkan
meninggalkan Madinah di masa khalifah Umar, diberikan kelonggaran untuk keluar
di daerah-daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi
pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah.
Proses
pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah
dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar Islam dan
dari segi pusat pendidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat
memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada
masyarakat.
Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini diserahkan
pada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan
demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan
keridhaan Allah.
- Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali
telah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa
pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa,
kegiatan pendidikan Islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu ali
tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya
itu ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat
Islam.
Adapun
pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafa al-Rasyidin antara lain:
- Kurikulum Pendidikan Islam Masa khulafa al Rasyidin (632-661M./ 1241H)
Sistem pendidikan islam pada masa khulafa al-Rasyidin
dilakukan secara mandiri,tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masa
Khalifah Umar bin al;khattab yang turut campur dalam menambahkan materi
kurikulum pada lembaga kuttab.
Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah
Al-Rasyidin sebelum masa Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar:
- Membaca dan menulis
- Membaca dan menghafal Al-Qur’an
- Pokok-pokok agama islam, seperti cara wudlu, shalat, shaum dan sebagainya
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, ia
menginstruksikan kepada penduduk kota agar anak-anak diajari:
- Berenang
- Mengendarai unta
- Memanah
- Membaca dan menghapal syair-syair yang mudah dan peribahasa.
Sedangkan
materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi terdiri dari:
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
- Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Makkah adalah pendidikan tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpancar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.
- Pokok pembinaan pendidikan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan dari pendidikan tauhid di Makkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran , merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
- Pendidikan pada masa khalifah Abu Bakar tidak jauh berbeda dengan pendidikan pada masa Rasulullah. Pada masa khalifah Unar bin Khattab, pendidikan sudah lebih meningkat dimana pada masa khalifah Umar, guru-guru sudah diangkat dan digaji untuk mengajar ke daerah-daerah yang baru ditaklukan. Pada masa khalifah Usman bin Affan, pendidikan diserahkan pada rakyat dan sahabat tidak hanya terfokus di Madinah saja, tetapi sudah di bolehkan ke daerah-daerah untuk mengajar.pada masa khalifah Ali bin Abi Thalib, pendidikan kurang mendapat perhatian, ini disebabkan pemerintahan Ali selalu dilanda konflik yang berujung kepada kekacauan.
B. Saran
Makalah
ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arief,Armai, Sejarah
Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa,2005.
Langgulung,
Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Husna, 1988.
Nata, Abuddin, Pendidikan
Islam Perspektif Hadits. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2005
Nizar, Samsul, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2008
Yunus , Mahmud, Sejarah Pendidikan
Islam, Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 1992
Zuhairini,dkk, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,cet.9,2008
Prof.Dr.H.Mahmud Yunus, Sejarah
Pendidikan Islam, Jakarta:PT.Raja Grafindo, 1992 Persada,2008. Hal 26
Dr.Armai Arief,
MA, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam
Klasik. Bandung: Penerbit Angkasa,2005. Hal 135-136
0 komentar:
Posting Komentar